Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Malam 10 Muharram: Merenung pada Hari Asyura


Kresna.biz.id - Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah, yang memiliki makna khusus bagi umat Islam. Pada malam kesepuluh bulan Muharram, tepatnya pada hari yang disebut Asyura, terdapat peristiwa bersejarah yang memberikan pelajaran mendalam bagi umat Islam. Malam 10 Muharram menjadi momen untuk merenungkan kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari tersebut.


1. Asyura dalam Sejarah Islam


Asyura dalam bahasa Arab berarti "sepuluh", dan dalam konteks Islam, merujuk pada hari kesepuluh bulan Muharram. Pada hari ini, terdapat beberapa peristiwa penting yang menjadi titik puncaknya adalah kisah Nabi Musa (AS) dan umatnya yang keluar dari perbudakan di Mesir. Sebagai ungkapan syukur atas pembebasan tersebut, Nabi Musa dan pengikutnya berpuasa pada hari Asyura.


2. Peristiwa Penting pada Malam 10 Muharram


a. Pembebasan Bani Israel: Sebagaimana disebutkan sebelumnya, malam 10 Muharram mengingatkan umat Islam akan pembebasan Bani Israel yang dipimpin oleh Nabi Musa (AS). Keberanian dan ketekunan Nabi Musa dalam menghadapi Firaun dan berjuang demi kebebasan kaumnya mengajarkan nilai-nilai kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan.


b. Martirnya cucu Nabi Muhammad (SAW): Peristiwa pahit lainnya yang terjadi pada malam 10 Muharram adalah tragedi Karbala. Pada tahun 680 Masehi, cucu Nabi Muhammad (SAW) yang bernama Imam Husain bin Ali (AS) bersama dengan keluarga dan pengikutnya, berada dalam kondisi yang sangat sulit di medan perang Karbala, Irak. Mereka berjuang melawan pasukan yang jauh lebih besar, namun mereka tetap teguh mempertahankan kebenaran dan nilai-nilai Islam. Imam Husain dan sejumlah besar pengikutnya yang terdiri dari kaum keluarganya tewas sebagai martir dalam peristiwa tragis ini.


3. Pentingnya Peringatan Asyura


Malam 10 Muharram adalah momen yang memberikan pelajaran dan inspirasi bagi umat Islam. Peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini mengajarkan tentang keberanian, keadilan, kesabaran, dan pengorbanan. Umat Islam merenungkan peristiwa tersebut untuk mengambil hikmah dan mengaitkannya dengan kehidupan mereka sendiri.


a. Menghargai Kebebasan: Pembebasan Bani Israel mengajarkan tentang pentingnya kebebasan dan martabat manusia. Umat Islam dipanggil untuk menghargai kebebasan, berjuang melawan ketidakadilan, dan berdiri untuk hak-hak asasi manusia.


b. Menghadapi Cobaan dengan Kesabaran: Ketekunan Nabi Musa dalam menghadapi cobaan dari Firaun dan keteguhan hati Imam Husain di medan perang Karbala, mengingatkan kita untuk tetap sabar dan kokoh dalam menghadapi tantangan hidup.


c. Mencintai dan Menghormati Keluarga Nabi: Tragedi Karbala juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk mencintai dan menghormati keluarga Nabi Muhammad (SAW) serta mengikuti teladan mereka dalam menjalani kehidupan yang penuh keteladanan.


4. Merayakan Malam 10 Muharram


Malam 10 Muharram dirayakan oleh umat Islam dengan berbagai cara di berbagai belahan dunia. Beberapa umat Islam mengambil kebiasaan puasa sebagai ungkapan syukur atas pembebasan Bani Israel, sementara yang lain menggelar majelis-majelis pengajian untuk merenungkan peristiwa Karbala dan mengambil hikmah darinya.


Namun, perlu diingat bahwa merayakan malam 10 Muharram bukanlah suatu kewajiban dalam agama Islam. Tidak ada dalil yang mendasari bahwa Nabi Muhammad (SAW) secara khusus merayakan malam tersebut. Oleh karena itu, perayaan peristiwa-peristiwa ini harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam, tanpa menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran agama.


Dalam kesimpulannya, malam 10 Muharram adalah momen penting bagi umat Islam untuk merenungkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memberikan pelajaran moral dan spiritual. Dari pembebasan Bani Israel hingga tragedi Karbala, malam 10 Muharram mengajarkan tentang keberanian, keadilan, kesabaran, dan pengorbanan. Semoga umat Islam dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa tersebut dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.